mirror dari AsSalafy.Org

mirror Situs Resmi Ma'had As-Salafy Jember

Category Archives: Tauhid

SYIRIK MAHABBAH

Ditanamkannya sifat mahabbah (cinta) pada jiwa setiap manusia di muka bumi ini merupakan faktor penggerak jiwa dan raganya untuk condong kepada sesuatu yang dia cintai. Tidaklah aneh, bila dia akan mencintai apa yang ia suka, dan membenci apa yang ia tak suka, senantiasa berusaha mencocoki siapa yang dicintai, dengan mentaati apa yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang. Baca pos ini lebih lanjut

SYIRIK DALAM HAL KETAATAN

Di antara pokok aqidah Islamiyah tentang rububiyah Allah subhanahu wata’ala adalah penetapan bahwa hukum-hukum syariat dan aturan perikehidupan manusia di alam semesta ini merupakan hak kepemilikan Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah sendiri menyetarakan kedudukan hak kepemilikan hukum ini dengan hak rububiyah-Nya yang lain, yaitu hak penciptaan. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

“Ingatlah hanya milik-Nya hak penciptaan dan hukum. Maha Suci Rabb semesta alam.” (QS. Al A’raaf : 54) Baca pos ini lebih lanjut

TAWASUL DAN WASILAH

Merupakan sunnatullah setiap tujuan akan terwujud dengan ijin Allah setelah ditunaikannya sebab atau perantara yang biasa disebut wasilah. Baik wasilah yang memang Allah ciptakan secara tabiat dan fitrah yang dinamakan wasilah kauniyah, maupun wasilah yang Allah syariatkan di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah yang disebut wasilah syar’iyah. Hanya saja wasilah kauniyah sangat mungkin diwujudkan seorang mu’min ataupun kafir, seperti makan untuk kenyang, pakaian untuk menjaga diri dari rasa dingin atau panas dan seterusnya. Adapun wasilah syar’iyah hanyalah muncul dari seorang mukmin saja. Macam kedua inilah yang menjadi topik bahasan kita kali ini.
Allah sendiri telah menetapkan adanya wasilah bagi seorang mukmin untuk mendekatkan diri kepada-Nya:
يَأيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَقُوا اللهَ وَ ابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya”. (Al Maidah : 35) Baca pos ini lebih lanjut

KE MANA KITA HENDAK BERLINDUNG …?

Adalah suatu perkara yang wajar, bila setiap orang merasa takut dan khawatir akan ditimpa suatu kejelekan, musibah, dan perkara-perkara lain yang tidak disukainya. Namun manusia tidaklah selalu akan terhindar dari perkara-perkara yang tidak disukainya tersebut, di samping dia juga pasti mendapatkan perkara-perkara yang dia inginkan. Itulah kehidupan. Dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan-Nya, Allah ? telah takdirkan itu semua kepada semua makhluk-Nya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman: Baca pos ini lebih lanjut

HAKEKAT KAROMAH

Pengertian Karomah
Diantara keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah meyakini adanya Karomah dan ia datang dari sisi Allah . Tahukah anda apa yang dimaksud dengan Karomah
Karomah ialah suatu perkara (mencakup ucapan dan perbuatan) yang telah melanggar (keluar) dari adat kebiasaan manusia, yang selamat dari berbagai sanggahan (hal-hal yang membatalkannya) yang Allah berikan kepada hambanya yang shalih. Baca pos ini lebih lanjut

JIMAT DAN JAMPI JAMPI

Bila kita memperhatikan kondisi kaum muslimin yang mereka sholat, bershodaqoh, berpuasa dan bahkan menunaikan ibadah haji, maka seringkali kita dapati di antara mereka mendatangi “Kyai” untuk mendapatkan benda-benda yang dikenal dengan jimat, agar jabatannya langgeng, bisnisnya berhasil, atau tubuhnya tidak mempan bila dikenai benda tajam. Bahkan mayoritas umat ini menganggap bila seorang “Kyai” atau “santri” memiliki “kelebihan” ini maka kedudukan agamanya mulia di sisi mereka. Bagaimana sebenarnya Islam menilai fenomena tersebut ? Apakah ia diperbolehkan dalam Islam ?
Rosulullah sebagai Nabi dan pembawa agama yang penuh rahmat, sungguh telah menjelaskan tentang hukum jimat, baik dengan ucapan ataupun dengan perbuatan. Dengan ucapan, sebagaimana sabda beliau : Baca pos ini lebih lanjut

KEWAJIBAN BERTAUHID DAN MENJAUHI KESYIRIKAN

Apa Tujuan Diciptakannya Jin Dan Manusia ?
Banyak akal yang salah dalam menjawab pertanyaan ini dan banyak pemahaman yang membingungkan dalam perkara ini, kecuali akal yang tersinar wahyu Ilahi yang terbimbing dengan wahyu tersebut serta mengikuti para rosulNya.
Akal seseorang lemah dari keluasan pengetahuan tujuaan diciptakannya jin dan manusia, oleh karena itu perlu mengetahuinya dari Kitabullah (Al Qur‘an) yang tidak ada kebathilan padanya yang diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Dan Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan tentang tujuan penciptaan ini didalam firmanNya : Baca pos ini lebih lanjut

SESEMBELIHAN UNTUK SELAIN ALLAH

Adz dzabhu (penyembelihan) adalah perkara yang lazim dan hampir tiap waktu terjadi dihadapan kita. Maka seyogyanya bagi kaum muslimin untuk mengetauhi hukum-hukum syar’i yang berkenaan masalah tersebut. Baca pos ini lebih lanjut

MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH

لاَ إِلهَ إلاَّ الله merupakan kalimat yang sangat akrab dengan kita, bahkan kalimat inilah yang kita jadikan sebagai panji tauhid dan identitas keislaman. Ia sangat mudah diucapkan, namun menuntut adanya sebuah konsekwensi yang amat besar. Oleh karena itu, Allah gelari kalimat ini dengan “Al ‘Urwatul Wutsqo” (buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus), sebagaimana dalam firman-Nya:
لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ قَدْ تَبَيَّنَ الُّرشْدُ مِنَ اْلغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ اْلُوْثَقى َلااْنفِصَامَ لهَا وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (segala apa yang diibadahi selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 256) Baca pos ini lebih lanjut

MEWASPADAI BAHAYA SIHIR

Kondisi suatu negeri yang berlatar belakang animisme dan dinamisme ternyata sangat berpengaruh bagi masyarakatnya. Sisa-sisa ajaran tersebut nampak berbekas walau pun sudah berlalu sekian lama dari masa. Terlebih lagi di saat ilmu Dien yang bertumpu pada tauhid dan menjauhi kesyirikan mulai langka di masyarakat. Akibatnya, syirik dikira tauhid dan tauhid dikira syirik, sunnah dikira bid’ah, dan bid’ah dikira sunnah, kebenaran dikira kebatilan, dan kebatilan dikira kebenaran. Baca pos ini lebih lanjut